Penentang Moursi berkumpul di Kairo

ilustrasi Presiden Mesir Muhammad Mursi (REUTERS/Stringer) Kairo (ANTARA News) - Para penentang Presiden Mesir Mohammed Moursi mengadakan pertemuan terbuka di Bundaran Tahrir, Kairo, pada hari kelima Selasa, dan meningkatkan seruan bagi penghapusan dekrit yang mereka katakan mengancam Mesir dengan era baru otokrasi. Protes tersebut yang diserukan oleh kelompok sayap-kiri, liberal dan sosialis menandai peningkatan krisis yang bertambah parah sejak politikus Ikhwanul Muslimin itu terpilih pada Juni dan memperlihatkan perpecahan mendalam antara kubu yang baru berkuasan dan penentang mereka. Massa diperkirakan bertambah menjelang malam, tapi ratusan orang sudah berada di bundaran tersebut setelah banyak berkemah pada malam sebelumnya. Polisi menembakkan gas air mata dan penyelenggara mendesak demonstran agar tidak bentrok dengan pasukan keamanan Kementerian Dalam Negeri. Satu orang --pegiat Ikhwanul Muslimin-- telah tewas dan ratusan orang lagi cedera dalam kerusuhan yang dipicu oleh tindakan yang juga menyulut pembangkangan oleh para hakim dan merusak kepercayaan pada perjuangan ekonomi unuk pulih dari dua tahun kerusuhan. Para penentang Moursi telah menuduh dia bertingkah seperti "Fir`aun modern". Amerika Serikat, penderma besar bagi militer Mesir, telah menyuarakan keprihatinan; Washington khawatir terhadap kerusuhan lebih lanjut di negara yang memiliki kesepakatan perdamaian dengan Israel. Protes itu akan menguji sejauh mana oposisi Mesir dapat menghinpun dukungan, kata Reuters --yang dipantau ANTARA di Jakarta, Selasa petang. Kubu Islami secara tetap telah mengalahkan partai yang lebih sekuler di kota pemungutan suara dalam pemilihan umum sejak Hosni Mubarak digulingkan pada Februari 2011. Banyak pegiat telah berkemah di Bundaran Tahrir, tempat aksi perlawanan bersejarah terhadap Mubarak, sejak Jumat (23/11), sehingga menghalangi lalu lintas dan kadangkala bentrok dengan polisi anti-huru -hara di jalan di dekat bundaran tersebut. (C003)